Rancangan Solusi Masalah Lingkungan

Rancangan Solusi Masalah Lingkungan

Oleh: Fajar Pranata
Masalah :  Demam Berdarah

Apa itu Demam Berdarah?

DBD Demam Berdarah Dengue, Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Sejak tahun 1968 kasusnya cenderung meningkat hal ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia. “Padatnya penduduk membuat nyamuk senang, karena nyamuk lebih mudah menggigit,bahwa kepadatan penduduk menjadikan produksi sampah meningkat, sehingga menambah tempat berkembang biaknya bagi nyamuk untuk bersarang.


Fakta :
Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD.
”Kalau sebuah negara kasus DBD-nya tinggi, negara-negara lain takut tertular. Karena itu, masalah DBD menjadi masalah bersama negara anggota ASEAN,” kata Rita Kusriastuti, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Kementerian Kesehatan, kepada wartawan, Jumat (18/2).
Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut Rita, potensi penyebaran DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.
”Dibandingkan wilayah lain, negara-negara Asia Tenggara paling serius terkena dampak DBD,” kata Rita. Dalam pertemuan para Menteri Kesehatan se-ASEAN, disepakati untuk mengurangi risiko transmisi demam berdarah. Strategi utama yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya demam berdarah dan cara pencegahannya.
Sebagai Ketua Bidang Kesehatan ASEAN 2011, Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni.
Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan.
Kasus DBD di Indonesia, menurut Rita, paling banyak terjadi di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Gejala dan Tanda DBD 
Demam
Demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari. Panas pada hari ke-3 kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 mendadak turun.Jangan tunggu hingga 7 hari, lepas hari ketiga panas tetap tinggi, segera untuk memeriksakan diri dengan tes darah. apabila dalam waktu kurang dari 7 hari penderita tidak ditangani dengan cepat  penderita dapat meninggal dunia.

Tanda-tanda pendarahan
 Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya, regangkan kulit, jika bintik merah pada kulit tersebut hilang maka bukan Petekie. Petekiemerupakan tanda pendarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam.
Renjatan (Syok)
Tanda-tanda renjatan:
  • Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki
  • Penderita menjadi gelisah
  • Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
  • Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang 
Trombositopeni
  • Jumlah trombosit < 100.000/μl biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit 
Gejala Klinik lain
  • Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan kejang
  • Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan dan renjatan

Siklus Hidup Nyamuk


 Solusi


  • Preventif
Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.

Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri
Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.
Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
  •  Curatif
  1. Penderita diberi minum yang banyak
  2. Penderita dikompres dengan air dingin
  3. Penderita diberi obat.Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahatAspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan.Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi.
  4. Secepatnya penderita dibawa ke dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit, khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat.
  5. Menkonsumsi buah-buahan terutama buah yang menaikkan trombosit.
  • Rehabilitasi 
  1. Menutup tempat bergenangnya air
  2. Menguras tempat bergenangnya air seminggu sekali dan terus menerus
  3. Mengubur barang-barang bekas yang menjadi tempat bergenangnya air.
  • Promotif 
  1. Pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan ratusan Kader Wamantik (Siswa Pemantau Jentik) dan Bumantik (Ibu Pemantau Jentik), yang bertugas memantau 10 rumah di sekitarnya menyangkut keberadaan jentik di rumah mereka
  2. .Fogging, dengan syarat dan persetujuan dari Rumah Sakit sekitar
  3. Melaksanakan penyuluhan bahayanya DBD